Semarang, PortalLensa.com – Perubahan ikilm yang dirasakan semakin hari semakin tidak menentu, membuat pola tanam dalam pertanian menjadi salah satu faktor penurunan produktivitas.
Dampak fenomena badai El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang, disusul dengan badai El Nina, memaksa petani untuk bekerja ekstra.
Kondisi alam yang membuat petani mencari alternatif tanaman budidaya yang dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga, seperti diungkap Margo (52), Ketua KUB Berkah Karya pada portallensa.com, Jumat (04/10/24), disela aktifitasnya menanam jagung.
“Kami harus memutar otak untuk mencari alternatif tanaman budidaya yang murah biayanya dan ada kepastian pasar,” tutur Margo.
Ditambahkannya, selama dirinya menggeluti dunia pertanian, sebetulnya banyak program pemerintah untuk mendorong kemajuan dunia pertanian. Namun, dirasakannya belum adanya kesadaran dari para petani untuk lebih mengembangkan usaha tani dalam bentuk kelompok.
“Sebetulnya program – program pertanian dari pemerintah sudah banyak. Namun kesadaran untuk lebih mengembangkan usaha tani saya pandang belum optimal,” keluh Margo.
Diperlukan kebijakan yang dapat mewadahi semua kepentingan semua pihak untuk menjaga keberlanjutan dunia pertanian di negeri ini, pungkasnya.
Senada dengan Margo, Slamet (60), petani dari Desa Ujung – Ujung, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, berharap adanya kesepahaman kebijakan terkait penggunaan anggaran ketahanan pangan dari pemerintah pusat hingga ke desa.
“Saya merasa, sektor pertanian belum sepenuhnya mendapat dukungan dari pemerintah desa. Anggaran ketahanan pangan banyak digunakan untuk pembangunan fisik,” tuturnya.
Dirinya menilai, bahwa optimalisasi penggunaan anggaran ketahanan pangan yang lebih dari 20% dari anggaran dana desa, dapat meringankan beban biaya produksi petani di desa.
“Katanya pemerintah desa bisa melakukan swakelola dana desa, tapi kadang – kadang implementasi di lapangan sangat berbeda. Seolah – olah penggunaan anggaran ketahanan pangan untuk proyek menyenangkan pimpinan,” keluhnya.
Menanggapi keluhan para petani, para pemangku kebijakan dalam dunia pertanian dari instansi terkait, belum memberikan tanggapan. (Bek)