JAKARTA- Anggota Komisi XII DPR RI, Muh Haris, menekankan pentingnya penguatan infrastruktur dan investasi sebagai strategi utama untuk mencapai swasembada energi di Indonesia. Dengan memaksimalkan potensi energi terbarukan, Indonesia dapat memperkuat kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki total potensi energi terbarukan sebesar 3.687 GW, dengan energi surya sebagai sumber terbesar, mencapai 3.294 GW. Namun, pemanfaatannya saat ini baru sekitar 675,1 MW.
“Pemerintah harus mendorong peningkatan investasi di sektor energi terbarukan, dengan fokus pada infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan bioenergi,” ujar politisi PKS ini, Selasa (29/10).
Hingga semester pertama 2024, pemerintah telah menambah kapasitas terpasang energi terbarukan sebesar 217,7 MW, dengan sebagian besar dari energi hidro dan surya. Penambahan ini mencapai 66,6% dari target tahunan 326,91 MW. Muh Haris menilai bahwa percepatan infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya dan hidro harus terus dilakukan untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025.
Muh Haris juga mendorong pemerintah untuk mengimplementasikan insentif yang menarik bagi investor, seperti penghapusan pajak dan penyederhanaan izin untuk proyek energi bersih. Skema perdagangan karbon yang dimulai pada 2023 diharapkan dapat meningkatkan daya tarik sektor ini bagi investor.
“Dukungan kebijakan yang kuat sangat penting agar investasi swasta masuk dan mempercepat transisi energi di Indonesia,” tambahnya.
Energi surya memiliki potensi besar di daerah dengan radiasi matahari tinggi seperti Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Barat. Melalui penguatan infrastruktur, pemerintah diharapkan dapat memaksimalkan potensi energi surya di wilayah ini untuk kebutuhan energi setempat. Energi angin juga memiliki potensi sebesar 155 GW, terutama di wilayah NTT, Kalimantan Selatan, dan Jawa Barat.
Muh Haris yakin bahwa dengan penguatan infrastruktur dan peningkatan investasi yang konsisten, Indonesia dapat mencapai swasembada energi dalam lima tahun mendatang.
“Infrastruktur yang memadai dan investasi yang terarah adalah fondasi bagi kemandirian energi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Indonesia diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan energi nasional dengan lebih efisien, sekaligus mendukung target penurunan emisi karbon sesuai komitmen Paris Agreement.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Muh Haris optimistis Indonesia dapat memperkuat ketahanan energi nasional dan mencapai swasembada energi dalam waktu dekat. (Pranoto Adi)