SALATIGA–Ikatan Alumni SMA Negeri 1 Salatiga (Ikasmanssa) menggelar acara The Cangkrukan dengan tema Salatiga Tempo Depan di Hotel D’Emmerick, Sabtu (2/11/2024) malam.
Dalam acara tersebut, Ikasmanssa mengundang ketiga pasangan calon kontestan Pilkada Salatiga 2024 untuk memaparkan pandangan mereka tentang potret Salatiga ke depan.
Namun demikian, dalam video streaming youtube Ikasmanssa, terlihat hanya dua pasangan calon yang hadir yakni pasangan calon nomor urut 2, Juan Rama-Sri Wahyuni dan pasangan nomor urut 3, Sinoeng N Rachmadi-Budi Santosa. Sementara hingga acara usai pasangan nomor urut 1, Robby Hernawan-Nina Agustin tidak hadir.
Ketua panitia acara, Harsono mengatakan, kegiatan ini diadakan sebagai wujud perhatian Ikasmanssa terhadap kemajuan Kota Salatiga.
Cangkrukan, kata Harsono, yang merupakan budaya leluhur jawa, dimaknai sebagai sarana duduk bersama, diskusi, berpikir bersama dalam hal ini untuk kemajuan Kota Salatiga.
“Mari kita membuka hati masyarakat untuk memilih pemimpin dengan hati nurani, bukan dengan membeli dan luapan janji. Kami ucapkan terimakasih kepada para pasangan calon yang hadir, semoga bisa menjadi rujukan dalam menentukan pilihan. Acara ini bukan debat, tapi lebih kepada mikir bareng,” terang Harsono.
Dalam diskusi yang dipandu oleh moderator Septi Peni Wulandari ini, kedua pasangan calon yang hadir secara santai menyampaikan visi misi mereka yang dikemas dengan acara talk show dan game terkait dengan masa depan Kota Salatiga.
Dalam sesi game menggambar, Juan Rama dan Sri Wahyuni menggambarkan tentang rumah ibadah, pepohonan dan sekolah.
“Kota Salatiga iklimnya sejuk, hijau, ada berbagai rumah ibadah, sekolah. Ini berarti sebagai sebuah kota toleran dengan fasilitas pendidikan yang memadai serta ramah investasi,” terang Juan.
Sri Wahyuni menimpali dengan gambar awan dan pusat kuliner serta fasilitas jalan yang ia maksudkan sebagai suasana Kota Salatiga yang adem, banyak tempat wisata dan pusat kuliner.
“Banyak orang datang untuk berkuliner. Banyak destinasi wisata alam. Awannya tidak panas tapi adem, Salatiga itu kota kecil tapi surganya kita semua,” timpal Yuni.
Sementara Sinoeng-Budi menggambar gunung, awan dan jalan yang mereka maksudkan sebagai gambaran pembangunan Kota Salatiga.
“Semua kembali ke alam, pembangunan di Salatiga harus berbasis ke alam. Kemajuan teknologi apapun tetap berdasarkan pada alam. Kalau kita mencintai alam maka alam akan mencintai kita,” ungkap Sinoeng.
Sementara itu, Budi Santosa menambahi tentang filosofi rumah sebagai sarana penyelesaian masalah. “Persoalan apapun yang tidak bisa diselesaikan akan selesai dengan rumah. Maka cintai rumah kita yaitu Kota Salatiga,” kata Budi.
Secara umum, kedua pasangan calon menawarkan visi misi mereka jika nanti terpilih. Sementara audiens menyimak acara dengan antusias hingga selesai. Dengan acara semacam ini, diharapkan dapat menjadi referensi atau rujukan bagi masyarakat Salatiga dalam menentukan pemimpin pilihan mereka pada 27 November 2024 mendatang. (GCP)