
TENGARAN – Guna mengisi kegiatan dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SMA Negeri 1 Tengaran kecamatan Tegaran kabupaten Semarang mengelar pembelajaran dengan tema Rekayasa dan Teknologi.
Pembelajaran tersebut mendatangkan nara sumber dari PT Digdaya Berkah Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor briket areng kelapa, yang berada di Kawasan Industri Tugu Bener Tengaran kabupaten Semarang.
Kepada wartawan, kepala sekolah SMA 1 Tengaran Tri Ajar Suprapto Al Kusworo mengatakan kegiatan ini sengaja digelar pihak sekolah untuk membuka wawasan sekaligus menambah ilmu bagi 700 siswa siswi kelas 11 dan 12.
“P5 kali ini sekolah mengambil tema tekhnologi dengan mengambil pemanfaatan briket, bagaimana cara pembuatan dan prospek ekonomi kedepannya” kata Ajar.
Menurut Ajar kegiatan ini juga sebagai program bermitra dengan masyarakat dan unsur perusahaan lainya.
Pihaknya berharap, setelah program ini anak anak lebih terbuka lagi wawasanya, apalagi di Salatiga usaha briket yang belum banyak pemainya.
“Saya berharap setelah mereka lulus dari sekolah atau kuliah tidak harus mengandalkan menjadi pegawai negeri, bisa usaha lainya termasuk briket yang saat ini masih menjanjikan” ujarnya.
Dalam acara tersebut juga digelar sesi tanya jawab, tentang pembuatan, cara mendapatkan bahan baku dan prospek.
Gilang, salah satu siswa Kelas 11 mengaku sangat tertarik dengan usaha briket ini, ia pernah melihat pabrik briket namun sejauh ini tidak tahu apa bahan baku dan keuntungan secara ekonomi.
“Dengan mengikuti acara ini saya jadi tahu ternyata dengan berbisnis briket jauh lebih menguntungkan dari pada usaha lain yang saat ini marak di Salatiga” ujar Gilang.
Sementara itu bagi perusahaan briket PT Digdaya Berkah indonesia, kegiatan semacam ini sudah sering dilakukan. Bahkan dari SMA Tengaran ini merupakan kali kedua mengadakan progran P5 dengan mengandeng pabrik.
Dirut PT Digdaya Berkah Indonesia, Muhammad Redy Digdaya, mengatakan jika untuk membuat briket yang baik, bahan baku utama memang berasal dari Indonesia wilayah timur seperti Sulawesi dan NTT.
Pihaknya senang karena ternyata siswa SMA kritis dan banyak pertanyaan. Hal ini juga terlihat pada saat siswa SMA Tengaran melakukan kunjungan praktek ke pabrik pada tanggal 27 September tahun 2022 lalu.
“Kami terbuka jika ada yang mau belajar membuat Briket, karena bagaimanapun juga ilmu harus ditularkan agar berkah” ujar Redy Digdaya. (GCP)