SALATIGA- Dalam upaya percepatan penurunan stunting, Pemerintah Kota Salatiga menggelar Rapat Koirdinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan rembuk stunting tahun 2024. para peserta menyepakati sejumlah langkah strategis untuk mempercepat penurunan stunting di Kota Salatiga.
Salah satu poin penting yang disepakati adalah melakukan penguatan koordinasi dan kolaborasi disertai pembagian peran yang jelas agar dapat saling melengkapi dan tidak tumpang tindih dalam mencapai target. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Grand Wahid, Kamis (3/10).
Dengan mengusung tema “Penguatan Kolaborasi Mitra Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Kota Salatiga”, harapannya stunting yang ada di Kota Salatiga bisa menurun. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, prevalensi stunting Desember 2023 berada di angka 5,92% dan pada Bulan Agustus 2024 menjadi 5,87% atau mengalami penurunan sebesar 0,05%.
Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani menjelaskan, Pemkot Salatiga mengapresiasi penanganan stunting di Salatiga.
“Memang angkanya hanya turun 0.05, tetapi mari kita maknai sebagai hasil kerja keras, kerja cerdas dan kerja kolaborasi kita semua. Meskipun di balik raihan tersebut masih banyak PR yang harus kita tuntaskan,” jelasnya.
Ketua DPRD, Dance Ishak Palit dalam sambutannya juga menyampaikan komitmennya untuk bersama-sama menurunkan stunting.
“Sekarang datanya sudah sama yang didapat dari pengukuran di posyandu dan tempat-tempat lain. Maka dari itu saya harapkan kita benar-benar fokus dalam penurunan stunting. Data di Salatiga itu masih di angka lima koma sekian, nah itu yang harus kita turunkan,” harap Dance.
Baznas Salatiga juga turut andil dalam upaya penurunan stunting, bantuan sebesar Rp. 5.244.500 yang diwujudkan dalam bentuk susu bubuk diberikan kepada anak berisiko stunting. (Pranoto Adi)