Pj. Wali Kota Salatiga Yasip Khasani didampingi oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga dan Bagian Prokompim Setda menerima audiensi dengan Tim Duta Besar Perancis di Ruang Kerja Wali Kota Salatiga, Senin (18/11).
Audiensi ini bertujuan untuk membahas rencana kunjungan Dubes Perancis ke Kota Salatiga yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2024 mendatang. Kota Salatiga menjadi salah satu kota yang dikunjungi setelah kunjungan ke Jogja dan daerah Tuntang Kabupaten Semarang. Pemilihan Kota Salatiga didasari oleh prasasti atau penanda yang menunjukkan bahwa seorang penyair asal Perancis, Artur Rimbaud, pernah tinggal di Kota Salatiga, sehingga hal tersebut menjadi salah satu alasan Dubes Perancis untuk berkunjung ke Kota Salatiga.
Lalu, siapa sebenarnya Arthur Rimbaud? Hingga Duta Besar Perancis menyempatkan diri berkunjung ke Salatiga, tempat di mana Rimbaud pernah singgah.
Arthur Rimbaud lahir dari keluarga kelas menengah di Charleville (kini bagian Charleville-Mézières) di département Ardennes, Prancis timur laut. Dia adalah anak kedua dari Kapt. Frédéric dan Vitalie Cuif. Sebagai bocah, dia adalah anak yang gelisah namun cemerlang.
Pada usia 15 tahun, ia telah memenangkan banyak hadiah dan mengarang syair dan dialog asli dalam bahasa Latin. Pada 1870, gurunya Georges Izambard menjadi penasihat sastra Rimbaud dan syair aslinya mulai berkembang cepat.
Pada Mei 1876 ia mendaftar sebagai serdadu KNIL demi untuk berjalan bebas biaya ke Jawa (Hindia Belanda, kini Indonesia) di mana ia melakukan desertir dan kembali ke Prancis dengan kapal. Di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga terdapat piagam marmer yang menyatakan bahwa Rimbaud pernah tinggal di kota ini.
Rimbaud lalu menderita sinovitis lutut kanan dan kemudian kanker di lutut kananannya dan keadaan kesehatannya memaksanya meninggalkan Prancis pada 9 Mei 1891.Rimbaud dirujuk ke RS di Marseille dan kakinya diamputasi pada 27 Mei. Setelah tinggal dalam masa yang singkat di rumah keluarganya ia mencoba kembali ke Afrika, tetapi di tengah jalan keadaannya menjadi lebih buruk dan ia dirujuk ke RS yang sama di Marseille di mana pembedahan dilaksanakan, dan selama beberapa saat menderita sakit yang luar biasa, ditemani oleh saudarinya Isabelle. Rimbaud meninggal di Marseille pada 10 November 1891, pada usia 37, dan jasadnya dimakamkan di Charleville. (GCP)